When The Heart Speaks Louder Than Words

When The Heart Speaks Louder Than Words
Where Books and Coffee; makes everything less worry

Monday, October 5, 2015

Manusia

Penatlah nak explain kat orang masalah dari point 1 hingga point 100
Dengan tambahan sub-sub masalah di pertengahan breaking point
Dengan ragam manusia punya persepsi dan pendapat berbeda
Dengan ketidaktoleransi dan understanding dan empathy
Makanya… merungut itu jarang sekali ditunjuk-tunjuk atau diluah-luah
Cukup dengan bekalan “all is well”..
Biarpun gaji hujung bulan tinggal berapa Cuma
Biarpun belanja lebih dari diterima
Biarpun study makin heavy dan yuran makin mendaki
Garu kepala bila selak poket.. terobek...

Yaa… orang tidak mungkin akan paham
Yaa… orang akan kata “buli bah tu”, “ok lagi problem kau bah kalo banding dengan problem aku”
Eh.. main banding-banding pula dia
Yaa… semua punya masalah
Yaa… manusia Cuma kan?

Never say  “I understand”
Never say “ I feel you bro”
Never say “ sama ba masalah kita ni”
Because no matter what you say… it’s never match to what they feel
Respect would be the key…

Sepa kita mo bilang orang yang takut kucing itu “Whiny”?
Sepa kita mo bilang orang yang takut air itu "Drama"?
Hello kawan, cermin diri
Kita juga punya lowpoint sendiri
Kita juga beran bilamana masalah kita itu dianggap sekecil titik Cuma
Kita juga benci bila phobia dan trauma diperlekeh..diketawa
Yaa… manusia Cuma kan?



17.09.14

footnote**
“buli bah tu” : you can do it; that is nothing to compare with; that is acceptable 

No comments: